BUDIDAYA IKAN ARWANA
BUDIDAYA IKAN ARWANA PendahuluanArwana merupakan ikan perenang atas (surface feeder),
ditunjukkan oleh betuk mulut. Di alam mereka berenang di dekat
permukaan untuk berburu mangsa. Arwana dapat menerima segala jenis pakan
untuk ikan karnivora, tetapi seringkali mereka jadi sangat menyukai salah satu jenis pakan saja, dan menolak jenis lainnya. Sebagai ikan peloncat,
arwana di alam bisa menangkap serangga yang hinggap di ranting
ketinggian 1-2 meter dari permukaan air. Maka pemeliharaan dalam
akuarium harus ditutup dengan baik.Arwana merupakan ikan perenang atas (surface feeder),
ditunjukkan oleh betuk mulut. Di alam mereka berenang di dekat
permukaan untuk berburu mangsa. Arwana dapat menerima segala jenis pakan
untuk ikan karnivora, tetapi seringkali mereka jadi sangat menyukai salah satu jenis pakan saja, dan menolak jenis lainnya. Sebagai ikan peloncat,
arwana di alam bisa menangkap serangga yang hinggap di ranting
ketinggian 1-2 meter dari permukaan air. Maka pemeliharaan dalam
akuarium harus ditutup dengan baik.Arwana merupakan ikan tangguh
yang dapat hidup hingga setengah abad. Permintaan yang tinggi dengan
ketersediaan alam yang terbatas menyebabkan eksploitasi di alam
dibatasi. CITES (Convention of International Trade in Endangered Species of Wild Flora and Fauna) menetapkan bahwa ikan Arwana Asia sebagai ikan yang mendapat perlindungan tertinggi.Budidaya
arwana telah berhasil dikembang sejak lama. Kegiatan ini berawal dari
pembesaran di akuarium. Namun pada sekitar menjelang tahun 2000 Balai
Besar Pengembangan Budidaya Air Tawar berhasil memijahkan ikan yang konon membawa hoki bagi pemiliknya, secara alami. Jenis - Jenis ArwanaBerbagai jenis arwana asia antara lain sebagai berikut.
1. Merah
Arwana
merah berasal dari berbagai tempat di Propinsi Kalimantan Barat,
seperti dari Sungai Kapuas dan Danau Sentarum yang dikenal sebagai
habitat dari Super Red (Chili dan Blood Red). Perairan ini merupakan wilayah hutan gambut yang menciptakan lingkungan primitif bagi ikan purba tersebut. Akan tetapi kondisi mineral, lingkungan air gambut (black water), dan banyaknya cadangan pangan yang memadai telah mengkondisikan pengaruh yang baik terhadap evolusi warna pada ikan yang bersangkutan. Pengaruh geografis itu juga menyebabkan terciptanya variasi yang berbeda terhadap morfologi ikan ini, seperti badan yang lebih lebar, kepala berbentuk sendok, warnah merah yang lebih intensif, dan warna dasaryang lebih pekat.
Warna merah penuh tampak pada sirip ikan muda,
pada bibir dan juga sungut. Menjelang dewasa, warna merah akan muncul
di berbagai bagian tubuh lainnya, terutama pada tutup insang dan
pinggiran sisik, sehingga tubuh ikan terlihat berwarna merah.
Arwana merah dikelompokkan dalam 4 varietas, yaitu Merah Darah (Blood Red), Merah Cabai (Chili Red), Merah Orange (Orange Red), dan Merah Emas (Golden Red). Keempat varietas ini secara umum diberi julukan Super Red atau Merah Grade Pertama (First Grade Red),
meskipun dalam perkembangannya super red lebih merujuk pada Merah Cabai
dan Merah Darah. Sedangkan dua varietas terakhir lebih sering di anggap
sebagai super red dengan grade lebih rendah.
Perbedaan antara varitas merah cabai dan merah darah dijabarkan pada tabel berikut :
|
Arwana Merah Cabai
|
Arwana Merah Darah
|
Tampilan Warna | Seperti merah cabai | Seperti merah darah |
Bentuk fisik | Bentuk tubuh lebih lebar, kepala berbentuk sendok | lebih panjang dan lebih ramping |
Lebar tubuh | relatif tetap hingga menjelang pangkal ekor, bingkai sisik yang lebih tebal | menyempit secara gradual |
Warna mala | Mata merah dan lebar sehingga pinggiran matanya seakan menyentuh bagian atas kepala dan bagian rahang bawahnya | mata lebih putih dan lebih kecil |
Bentuk ekor | Seperti intan (diamond) | Seperti kipas |
Warna pada usia muda | cenderung memiliki warna dasar hijau dengan kilap metalik yang pekat | memiliki kilap lebih lemah dan cenderung mirip dengan RTG muda; Bentuk tubuh lebih bulat |
Pertumbuhan | Lebih lambat | Lebih cepat |
Ciri morfologi fisik kedua jenis tersebut sudah nampak saat masih muda sehingga dapat dijadikan pedoman dalam membedakan kedua varitas tersebut.
Perkembangan
warna antara Merah Cabai dan Merah Darah diketahui juga berbeda.
Perbedaan waktu dalam pencapaian warna merah penuh adalah 1-2 tahun.
Namun kedua varitas melalui tahapan perkembangan warna yang relatif sama
yaitu melalui transisi warna orange. Beberapa arwana merah mempunyai
warna pucat hingga sampai 8 tahun, baru kemudian berubah ke merah penuh
dalam waktu 1 bulan. Menduga potensi arwana merah memerlukan kesabaran
dan usaha yang diperoleh dari pengalaman dan kesabaran.
Varietas
Merah Orange (Orange Red) merupakan salah satu varietas yang umum
dijumpai. Pada saat dewasa sisik tubuhnya menunjukkan warna orange.
Dibandingkan dengan Chilli Red dan Blood Red, sirip dan ekor varietas
ini tidak semerah keduanya.
Merah Emas (Golden red) merupakan
varietas warna lain yang umum dijumpai disamping merah orange (Orange
Red). Varietas ini merupakan varietas dengan grade paling rendah.
Setelah dewasa warna badannya hanyalah emas kekuningan. Warna bibir dan
sirip tidak semerah Super Red, tetapi berwarna merah muda atau merah
jambu.
2. Golden (Cross Back, Cross Back Golden,CBG)
Golden
varietas cross back merupakan bagian dari varietas arwana golden.
Varietas ini dijumpai di berbagai tempat di Malaysia, seperti Perak,
Trengganu, Danau Bukit Merah dan Johor. Oleh karena itu, mereka sering
diberikan julukan
sesuai dengan tempat asalnya, seperti Golden Pahang, Bukit Merah Blue
atau Malaysian Gold. Disebut sebagai cross back, karena varietas ini
saat dewasa memiliki warna emas penuh hingga melewati punggungnya.
Varietas ini harganya relatif lebih mahal bahkan paling tinggi
dibandingkan lainnya karena termasuk jarang ditemui.
CBG
dibagi menjadi beberapa kelas berdasarkan warna dasar sisik, yaitu
Purple-Based (warna dasar ungu), Blue-Based (warna dasar biru), Gold
Based (warna dasar emas), dan Silver-Based (warna dasar perak). Arwana
Gold dengan warna dasar emas diketahui dapat mencapai warna penuh pada
usia lebih muda dibandingkan dengan varietas lain.
3. Golden (Ekor Merah, Red Tail Golden, RTG).
Merupakan
verietas dari arwana golden dan sering disebut sebagai Arwana Golden
Indonesia (Indonesian Golden Arwana). Varietas ini dijumpai di daerah
Pekan Baru, Sumatera. Berbeda dengan Cross Back Golden (CBG), warna emas
pada verietas ini tidak akan berkembang hingga melewati punggung namun
hanya akan mencapai baris ke empat sisik (baris sisik dihitung dari
bawah, perut), atau lebih baik bisa mencapai baris ke lima. Seperti
halnya verietas cross back, warna dasar sisik RTG bisa biru, hijau, atau
emas. Begitu pula dengan warna bibir, ekor, dan sirip, kedua varietas
ini memiliki keragaan yang sangat mirip. RTG muda memiliki warna lebih
kusam dibandingkan dengan varietas cross back muda.
RTG
boleh dikatakan lebih tahan banting dibandingkan dengan CBG dapat
tumbuh lebih besar, dan juga lebih agresif. Jumlahnya di alam relatif
lebih banyak dibandingkan dengan CBG, meskipun demikian tetap merupakan
varietas yang dilindungi CITES.
CBG sekilas mirip dengan ikan arowana golden red yang berasal dari negara kita. Perbedaan yang sangat mencolok dapat dilihat jika ukuran ikan sudah agak besar dengan ukuran 20 cm lebih. Pada CBG warna emas menutupi seluruh tubuh sampai ke bagian punggung ikan ditutupi
oleh ring yang berwarna keemasan. Sedangkan pada golden red (RTG)
punggung nya tidak. berwarna keemasan tapi tetap hitam (kelabu).
Membedakan
CBG dan RTG pada ukuran kecil (10-12 cm) sulit dilakukan dan perlu
kehati-hatian. Perbedaan harga juga sangat mencolok. Harga CBG ukuran 12
cm dihargai lebih dari 10 juta, ukuran 20-25 cm berkisar 15-25 juta.
Golden red berukuran 12 cm dihargai 2 juta, sedangkan ukuran 20-25 cm
dihargai 2.5-3.5 juta.
4. Arwana Hijau
Arwana
hijau ditemukan di Thailand, Malaysia, Myanmar, Komboja, dan juga di
beberapa tempat di Indonesia. Variasi penampakandan warna bisa saja
ditemukan di masing-masing daerah. Meskipun demikian secara umum dapat
dikatakan bahwa pada umumnya berwarna kelabu kehijauan dangan pola
garis-garis berwarna gelap pada ekor. Kepala dan mulutnya lebih besar
dan lebih membulat dibandingkan dengan jenis arwana asia lainnya.
5. Banjar Merah
Banjar
Merah boleh dikatakan merupakan varietas arwana merah kelas 2 dan
diketahui bukan merupakan strain murni arwana merah. Penampakannya
ditunjukkan oleh warna sirip yang orange pucat, ekor berwarna orange
atau kuning, dan tidak memiliki warna merah di badan maupun di pipi.
Sepintas Banjar Merah muda sangat mirip dengan Arwana Merah muda,
sehingga tidak jarang hal ini dapat mengecoh para hobiis baru. Banjar
dicirikan juga
oleh bentuk kepala yang cenderung membulat dengan mulut yang tidak
terlalu lancip. Perbedaan lain dapat dilihat pada tabel berikut :
|
Banjar Merah
|
Arwana Merah Muda
|
Warna sirip | warna sirip yang lebih muda atau cenderung orange-merah pucat. | merah pekat merata pada seluruh permukaan |
Warna sisik | Kuning atau kehijauan | Mengkilap |
Bingkai sirip dan tutup insang | Pink tua atau seperti karat, setelah dewasa menjadi jingga atau merah | Tidak ada tampilan seperti pada Banjar |
Apabila
ragu dalam memilih arwana, bawalah seorang yang telah berpengalaman
memelihara arwana atau belilah arwana yang telah disertifikasi dan
memiliki sertifikat yang sah.
6. RED SPOTTED PEARL VS JARDINI
Arowana
irian (jardini) ada 2 macam. Yang umum ditemui berwarna dasar hijau dan
bermutiara merah. Jenis jardini lain berwarna dasar hitam dan
bermutiara emas serta lebih sulit ditemui.
Di Australia ditemukan pula jardini tipe 1 (warna dasar hijau, mutiara merah) yang disebut red spotted pearl (Scleropages leichardty).
Cross back dan golden red; red spotted pearl dan jardini adalah
kerabat, dengan perbedaan lingkungan yang mempengaruhi performa.
Perbedaan
yang sangat mencolok adalah pada red spotted pearl, mutiara merah
bertaburan secara mencolok pada tubuhnya. Sedangkan pada arowana jardini
di mutiara di badannya tidak semencolok arowana red spotted pearl dari
australia. Harga jardini (mutiara merah,warna dasar hijau) 12-15 cm
dijual dengan kisaran harga 60-80 ribu rupiah, sedangkan arowana red
spotted pearl karena langka di Indonesia dihargai 1.3-1.5 juta rupiah.
Arwana
tahan terhadap serangan berbagai penyakit. Tetapi sensitif terhadap
perubahan kualitas air, terutama terhadap peningkatan kadar amonia,
nitrit dan nitrat.
Kualitas Air Untuk Budidaya Arwana
pH.
Arwana dapat hidup pada selang pH cukup lebar. Namun disarankan agar
mereka dipelihara sesuai dengan kondisi aslinya di alam yaitu pada
selang pH netral sampai agak masam (pH 6.0 -7.0).
Kesadahan.
Arwana berasal dari perairan dengan kesadahan rendah, oleh karena itu direkomendasikan untuk memeliharanya pada selang kesadahan ini (GH 8°). Arwana silver dapat hidup pada kisaran GH 4-10.
Temperatur.
Arwana direkomendasikan untuk diperlihara pada selang suhu 26 – 30 °C. Seperti halnya jenis ikan yang lain, hindari terjadinya perubahan suhu mendadak. Perubahan suhu mendadak dapat menyebabkan shock pada ikan yang
bersangkutan, dan dapat memicu berbagai masalah. Suhu terlalu tinggi
untuk jangka waktu lama diketahui dapat menyebabkan tutup insang
menggulung, hal ini tentu akan sangat menggangggu keindahan ikan tersebut.
Pencahayaan.
Sebaiknya di area terang tanpa sinar matahari secara langsung.
Arwana bukan termasuk ikan yang sulit dipelihara, hanya perlu beberapa saat setiap hari atau beberapa jam setiap minggu untuk merawat dan mencek kondisi ikan dan lingkungannya.
Wadah Budidaya
1. Kolam
Pemeliharaan induk arwana sebaiknya dilakukan di kolam. tanah. Lokasi untuk kolam perlu mempetimbangkan :
Tanah
Jenis Tanah yang baik adalah tanah Nat berlempung yang dapat menahan air dan mendukung pertumbuhan pakan alami.
Topografi
Perbedaan derajat kemiringan antara saluran pemasukan dan pengeluaran maksimal 1%.
Air
Suplai air yang memenuhi kualitas, kuantitas dan kontinuitas yang dibutuhkan.
Kolam yang ideal berbentuk persegi panjang dengan ukuran minimal 10x10m2. Persiapan kolam sebelum tanam yaitu :
Pengeringan kolam hingga dasar retak-retak
Pembalikan dasar kolam, perbaikan pematang
Pengapuran dengan dosis 50-100 gram/m2
Perngisian air setinggi 100 cm
Hujan deras dapat mengakibatkan perubahan mendadak kualitas air. Untuk mencegah kematian ikan, ganti air (setelah hujan berhenti) minimal 30% dari total volume air.
2. AkuariumSebagai ikan hias,
arwana dapat dipelihara dalam akuarium. Secara umum, semakin besar
ukuran akuarium akan semakin baik, karena arwana memerlukan ruang gerak
yang cukup luas. Ukuran akuarium minimal 3 kali dari panjang ikan dengan lebar 1. 5 kali panjang ikan. Akuarium ditempatkan di area yang jauh dari gangguan, untuk menghindari stress pada ikan. Tutup akuarium dengan tutup yang rapat dan kuat karena arwana dapat melompat atau mendorong tutup ke luar akuarium.
Setelah
arwana berumur 4 bulan, pemeliharaan mulai dilakukan secara terpisah
pada akuarium ukuran 75 x 45 x 45 cm untuk menghindari perkelahian antar ikan.
Pemeliharaan 2-3 ekor arwana dalam satu akuarium perlu dihindari,
mengingat sifat agresif akan menyebabkan perkelahian. Namun
diperbolehkan pemeliharaan 6 ekor sekaligus, karena sifat agresif arwana
menjadi sangat berkurang.
Untuk merangsang keluarnya warna yang bagus dan pembentukan kromatofora, perlu diberikan pencahayaan buatan minimal 10-12 jam per hari. Hindari penyalaan lampu secara mendadak, yang bisa menyebabkan panik, sehingga ikan menabrak kaca atau benda lainnya dalam akuarium dan ikan menjadi terluka. Manipulasi pencahayaan sering dapat menimbulkan pantulan warna ikan dengan lebih baik. Letakkan lampu di bagian depan akuarium, dan set sudut reflektor sedemikan rupa sehingga bisa memberikan pantulan
yang optimal. Banyak pilihan lampu dijual dipasaran dengan spektrum
bervariasi, lampu berspektrum penuh akan secara alamiah memantulkan
wama-warna alami dari ikan.
Pada waktu 6-7 bulan setelah ikan dapat berenang bebas, ukuran mencapai 20-25 cm dan dapat dipasarkan.
Perawatan AkuariurnSebagai
karnivora, arwana akan memproduksi kotoran dalam jumlah relatif banyak
dengan kandungan unsur nitrogen tinggi. Oleh karena itu, kadar amonia,
nitrit, dan nitrat dalam akuarium arwana sering kali menjadi masalah.
Penggantian air dilakukan untuk memperbaiki kualitas air yang telah menurun akibat banyaknya kotoran ikan.
Oleh karena itu dalam penggantian air yang menggunakan sistem siphon
(menggunakan selang air) sekaligus untuk mengeluarkan sisa-sisa kotoran ikan dan
juga kotoran yang melekat pada kaca. Penggantian air cukup dilakukan 2
atau 4 minggu sekali dan tidak perlu seluruh air diganti tetapi cukup
sejumlah 30-50 % dari total air. Perlu diperhatikan bahwa
suhu dan pH air pengganti harus relatif sama dengan air akuarium.
Hindari terjadinya fluktuasi kualitas air saat melakukan penggantian
air.
Bersamaan dengan penggantian air dilakukan juga pembersihan media filter mekanik yang digunakan.
Pakan hidup merupakan jenis pakan utama bagi arwana yang termasuk karnivora. Pakan yang diberikan hendaknya bervariasi untuk menekan resiko kekurangan gizi tertentu.
Beberapa jenis pakan yang sering diberikan pada arwana adalah ikan hidup, udang hidup, potongan udang segar, potongan daging ikan segar, serangga (jangkrik, kecoa, kelabang), cacing/ulat (cacing sutera, cacing tanah, cacing darah, ulat hongkong) dan kodok.
Penggunaan
pakan hidup perlu didahului dengan tindakan karantina yang memadai
untuk menghindari masuknya bibit penyakit. Terutama pakan hidup yang
berasal atau hidup dalam air, seperti udang, ikan, atau kodok. Hindari memberikan serangga atau kodok mati, kecuali anda yakin betul tidak berasal dari area tercemar insektisida.
Sebelum memberikan pakan hidup, bagian-bagian tubuh pakan yang diperkirakan dapat melukai mulut ikan dibuang
terlebih dahulu. Seperti kaki belakang kecoa dan jangkrik, atau rostrum
(duri pada kepala) udang. Dapat juga pakan hidup tersebut dilemahkan
sebelum diberikan pada ikan,
agar tidak terjadi “kejar-mengejar” berlebihan dalam ruang akuarium
yang sempit. Arwana yang mengalami kelebihan pakan dalam jangka lama,
akan kehilangan nafsu makan selama beberapa hari bahkan beberapa minggu.
Pakan
buatan merupakan hasil ramuan dengan komposisi yang mencukupi kebutuhan
gizi bagi pertumbuhan arwana dengan cara melatih dan membiasakan agar
arwana mau memakannya.
Teknik Pemisahan Skala Kecil di Kolam Semen
1. Pemeliharaan IndukInduk
dipelihara dalam kolam berukuran 5 x 5 m dengan kedalaman air 0,5-0,75
m. Kolam ditutup plastik setinggi 0,75 m untuk mencegah lompatan ikan.
Ruangan pemijahan dibangun di pojok perkolaman dan ditambah dengan beberapa kayu gelondongan untuk memberikan kesan alami. Batu dan kerikil dihindari karena dapat melukai ikan atau dapat tercampur pakan secara tidak sengaja.
Kolam
pembesaran dibangun di area tenang dan ditutup sebagian, dan dijauhkan
dari sinar matahari langsung. Induk dipelihara dalam kolam pembesaran
hingga mencapai matang gonad.
Pengelolaan Kualitas Air
Kualitas
air dijaga agar mendekati lingkungan alami arwana yaitu pH 6,8-7,5 dan
suhu 27-29 C. Penggantian air dilakukan sebanyak 30-34% dari total
volume dengan air deklorinisasi.
Pemberian Pakan
Keseimbangan gizi sangat penting bagi kematangan gonad dan pemijahan. Induk diberikan pakan bervariasi yang mengandung kadar protein tinggi. Pakan diberikan setiap hari dalam bentuk ikan/udang
hidup atau runcah, dan ditambah pelet dengan kadar protein 32 %. Jumlah
pemberian pakan per hari adalah 2 % dari bobot total tubuh.
Kematangan gonad
Matang gonad terjadi pada umur 4 tahun dengan panjang tubuh 45-60cm.
Pemijahan
terjadi sepanjang tahun, dan mencapai puncaknya antara bulan Juli dan
Desember. Induk jantan di alam akan menjaga telur yang sudah dibuahi
dalam mulutnya hingga 2 bulan ketika larva mulai dapat berenang.
Arwana
betina mempunyai ovarium tunggal yang mengandung 20-30 ova besar dengan
diameter rata-rata 1,9 cm dengan kematangan berbeda-beda. Induk jantan
dewasa juga mempunyai sebuah organ vital menyerupai testis.
Pembedaan Kelamin
Juvenil sulit dibedakan jenis kelaminnya. Perbedaan akan muncul setelah ikan berukur 3-4 tahun.
Pembedaan
jenis kelamin diketahui melalui bentuk tubuh dan lebar mulut. Arwana
jantan mempunyai tubuh lebih langsing dan sempit, mulut lebih besar dan
warna lebih mencolok daripada betina. Mulut yang melebar dengan rongga
besar digunakan untuk tujuan inkubasi telur. Perbedaan lain adalah
ukuran kepala jantan relatif lebih besar, sifat lebih agresif termasuk
dalam perebutan makanan.
Kebiasaan Pemijahan
Tingkah
laku arwana sangat unik selama masa pengenalan lain jenis. Masa ini
berlangsung selama beberapa minggu atau bulan sebelum mereka mulai
menjadi pasangan. Hal ini dapat diamati pada waktu malam, ketika ikan berenang
mendekati permukaan air. Arwana jantan mengejar betina sekeliling
kolam, terkadang pasangan membentuk lingkaran (hidung menghadap ke ekor
pasangan).
Sekitar 1-2 minggu sebelum pemijahan, ikan berenang
bersisian dengan tubuh seling menempel. Terjadilah pelepasan sejumlah
telur berwarna jingga kemerahan, Jantan membuahi telur dan kemudian
mengumpulkan telurdi mulitnya untuk diinkubasi sampai larva dapat
berenang dan bertahan sendiri. Diameter telur 8-10 mm dan kaya akan
kuning telur dan menetas sekitar seminggu setelah pembuahan. Setelah
penetasan, larva muda hidup dalam mulut jantan hingga 7-8 minggu sampai
kuning telur diserap total. Larva lepas dari mulut dan menjadi mandiri
setelah ukuran tubuh 45-50 mm.
2. Panen Larva
Inkubasi
telur secara normal adalah membutuhkan 8 minggu. Untuk memperpendek
waktu, telur yang sudah dibuahi dapat dikeluarkan dari mulut pejantan 1
bulan setelah pemijahan. Induk jantan ditangkap dengan sangat hati-hati
dengan jaring halus lalu diselimuti dengan handuk katun yang basah untuk
menghindari ikan memberontak dan terluka.
Untuk
melepaskan larva dari mulut induk jantan, tarik perlahan bagian bawah
mulut dan tubuh ditekan ringan. Larva dikumpulkan dalam wadah plastik
dan diinkubasikan dalam akuarium. Jumlah larva yang dapat mencapai 25-30 ekor.
Teknik Pembenihan
Setelah dikeluarkan dari mulut pejantan, larva diinkubasikan dalam
akuarium berukuran 45x45x90 cm. Temperatur air 27-29 °C menggunakan
pemanas thermostat. Oksigen terlarut 5 ppm (mg/ I) menggunakan aerator
bukaan kecil.
Untuk
mencegah infeksi akibat penanganan larva, dalam air dilarutkan
Acriflavine 2 ppm. Menggunakan teknik pembenihan in vitro ini, Survival
Rate (SR) yang didapat sampai tahap ikan dapat berenang adalah 90-100 %.
Selama periode inkubasi, larva tidak perlu diberikan pakan.
Beberapa minggu pertama selama kuning telur belum habis, biasanya larva
hampir selalu berada pada dasar akuarium. Larva mulai berenang ke atas
bertahap ketika ukuran kuning telur mengecil. Pada minggu ke delapan,
kuning telur hampir terserap habis sehingga larva mulai berenang ke arah
horizontal. Pada tahap ini, pakan hidup pertama harus mulai diberikan untuk
mencegah larva saling Ketika ukuran larva mencapai 8,5 cm atau berumur 7
minggu, kuning telur terserap secara penuh dan larva dapat berenang
bebas.
Pemeliharaan Larva
Tambahan pakan hidup yang dapat diberikan seperti cacing darah atau anak ikan yang ukurannya sesuai bukaan mulut arwana.
Larva yang telah mencapai panjang 10-12 cm dapat diberikan pakan seperti udang air tawar kecil atau runcah untuk mengimbangi kecepatan tumbuhnya.
Teknik Transportasi
Arwana
bila gelisah gampang sekali melakukan “jumping” atau menabrak-nabrak.
Bila satu saja sisiknya terlepas akan terlihat kurang indah. Juga bisa
mengakibatkan sirip robek dan patah.
Tubuh
yang rusak bisa mengalami regenerasi, namun mungkin pula menjadi
cacatdan mengurangi keindahan penampilan, apalagi ada hal-hal yg bisa
memperparah luka-lukanya (misalnya infeksi, pertumbuhan bekas luka yg
lambat/delay). Untuk itu arwana perlu dilumpuhkan agar tidak dapat
berontak dalam proses pemindahan antar akuarium maupun transportasi
jarak jauh. Dosis pembiusan diatur sedemikian rupa bergantung keperluan.
Untuk transportasi jarak jauh, arwana dilumpuhkan gara tidak dapat
berontak namun tidak sampai terbalik dan masih bisa berenang. Pemindahan
antar arwana akuarium menggunakan dosis ringan, yang penting arwana
tidak dapat berontak.
1. Persiapan Pre-anestesi :
Puasakan arwana selama 1-2 hari.
Lama puasa bergantung ukuran tubuh, jenis dan kebiasaan arwana buang
kotoran (lancar atau tidak). Semakin besar ukuran arwana maka semakin
lama waktu puasa, untuk menghindari arwana muntah atau mengeluarkan
kotoran.Untuk arwana berukuran kecil (
Siapkan air tampungan yang sudah teraerasi minimal 24 jam.
Kondisi arwana tidak mengalami gangguan pernapasan, tidak ditemukan kelainan pada tutup insang.
Alat dan Bahan
- Plastik dengan lebar sepanjang badan arwana.
- Wadah bak untuk tempat kantong plastik yang berisi arwana
- Air segar, air yang telah diaerasi yg mencukupi minimal 24 jam. Hindari bahan-bahan kimia lain yang terlarut.
- Bahan : Aquadine” cair
Prosedur Pelaksanaan :
Tangkap arwana dalam akuarium dengan tenang kantong plastik.
Masukkan cairan bius dalam plastik kira-kira 1 cc/lt.
Bila sudah terlihat tidak bisa melompat, angkat kantong plastik.
Perhatikan apakah perlu ditambahkan lagi cairan bius untuk
menurunkan kesadaran sampai arwana menjadi terbalik, tunggu reaksi bius beberapa menit.
Jaga arwana selalu tenggelam dalam air, untuk menghindari kembung.
Bila sudah tidak berontak, perhatikan gerakan
tutup insang harus terlihat bergerak. (Dalam waktu kurang dari 5 menit,
arwana mulai gelisah dan kehilangan keseimbangan dan tidak banyak
bergerak. Karena bagian tubuhnya yg berat ada di bagian atas, maka
arwana mulai terbalik. Badannya mulai kaku/ kejang. Perhatikan gerakannya, terutama gerakan insang yg menunjukkan masih adanya usaha untuk bernapas.
Untuk keperluan foto dan pengukuran, angkat ke tempat yang telah
dipersiapkan dan lakukan secepat mungkin, bila terlalu lama di luar air
bisa kembung.
Paska Pembiusan :
-
Masukkan kembali ke dalam akuarium dengan air yang tidak mengandung
bahan kimia lain. Jaga di bawah kucuran air, dalam air dekat permukaan.
- Arwana mulai siuman, jaga jangan sampai terbentur benda-benda di sekelilingnya.
Efek samping :
-
Obat bius tanpa pengenceran yang mengenai sisik arwana menyebabkan
iritasi selaput lendir dan menimbulkan alergi pada beberapa orang.
-
Bila arwana kembung, bisa disiapkan larutan daun ketapang kering yang
tua dituangkan dalam akuarium, suhu dinaikkan level air direndahkan.
Arwana yang kembung dicirikan tidak dapat menyelam ke dasardan berenang nungging.
-
Bila pembiusan terlalu dalam biasanya gerakan tubuh mulai jarang,
gerakan insang juga demikian. Pembiusan lebih dalam lagi akan mengurangi
kekejangan otot, saat tersebut insang juga tidak ada gerakan, ikan berada
pada posisi mengambang. Untuk mengatasinya tambahkan air segar untuk
mengencerkan dosis obat bius atau di ceburkan ke tank bersih dibawah
kucuran air.