LIMA JENIS ALAT TANGKAP DAN PENGGUNAANNYA
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah
Banyaknya
pro-kontra mengenai masalah Alat Penangkapan ikan menjadi tinjauan
dalam penulisan makalah ini, terlepas dari Keputusan Presiden No. 39
Tahun 1980 mengenai dilarangnya pengoprasian seluruh alat tangkap Trawl
termasuk didalamnya Mid Water Trawl, kemudian dikeluarkannya izin oleh
DKP tentang diperbolehkannya pengoprasian alat tangkap ikan di Laut
Arafura dan wacana harian “Kontan” pada 10 April 2008 dari Soen’an Hadi
Poernomo tentang akan dikeluarkannya izin penggunaan Trawl diseluruh
perairan Indonesia oleh Dinas Perikanan dan Kelautan Indonesia dengan
pertimbangan bahwa :
1. Walaupun telah dikeluarkannya larangan tentangtang penggunaan trawl namun tidak sedikit nelayan yang masih mengoprasikannya.
2. Nelayan yang Mengoprasikan Trawl di daerah perbatasan perairan juga dapat membantu pengamanan wilayah perairan Indonesia.
Hal-hal
diatas merupakan pemicu pro dan kontra mengenai pengoprasian alat
tangkap Mid Water Trawl. Dengan penulisan makalah ini, saya bisa
melakukan pembelajaran tentang alat tangkap.
2. Tujuan
Adapun Tujuan penulis dalam penulisan makalah ini adalah :
1. Mengetahui aspek fisik dan pengoprasian alat tangkap ikan Mid Water Trawl.
2. Menganalisis kelayakan penggunaan alat tangkap tersebut di perairan Indonesia.
3. Mengambil kesimpulan tentang kelayakan oprasi alat tangkap Ikan Mid Water Trawl.
BAB II PEMBAHASAN
LIMA JENIS ALAT TANGKAP DAN PENGGUNAANNYA
1. Definisi Alat Tangkap
Kata
“ trawl “ berasal dari bahasa prancis “ troler “ dari kata “ trailing “
adalah dalam bahasa inggris, mempunyai arti yang bersamaan, dapat
diterjemahkan dalam bahasa Indonesia dengan kata “tarik “ ataupun
“mengelilingi seraya menarik “. Ada yang menterjemahkan “trawl” dengan
“jaring tarik” , tapi karena hampir semua jaring dalam operasinya
mengalami perlakuan tarik ataupun ditarik , maka selama belum ada ketentuan resmi mengenai peristilahan dari yang berwenang maka digunakan kata” trawl” saja.
Dari
kata “ trawl” lahir kata “trawling” yang berarti kerja melakukan
operasi penangkapan ikan dengan trawl, dan kata “trawler” yang berarti
kapal yang melakukan trawling. Jadi yang dimaksud dengan jarring trawl (
trawl net ) disini adalah suatu jaring kantong yang ditarik di belakang
kapal ( baca : kapal dalam keadaan berjalan ) menelusuri permukaan
dasar perairan untuk menangkap ikan, udang dan jenis demersal lainnya.
Jarring ini juga ada yang menyangkut sebagai “jaring tarik dasar”.
Stern
trawl adalah otter trawl yang cara operasionalnya ( penurunan dan
pengangkatan ) jaring dilakukan dari bagian belakang ( buritan ) kapal
atau kurang lebih demikian. Penangkapan dengan system stern trawl dapat
menggunakan baik satu jarring atau lebih.
2. Sejarah Alat Tangkap
Jaring
trawl yang selanjutnya disingkat dengan “trawl” telah mengalami
perkembangan pesat di Indonesia sejak awal pelita I. Trawl sebenarnya
sudah lama dikenal di Indonesia sejak sebelum Perang Dunia II walaupun
masih dalam bentuk ( tingkat ) percobaan. Percobaan-percobaan tersebut
sempat terhenti akibat pecah Perang Dunia II dan baru dilanjutkan
sesudah tahun 50-an ( periode setelah proklamasi kemerdekaan ).
Penggunaan jaring trawl dalam tingkat percobaan ini semula dipelopori
oleh Yayasan Perikanan Laut, suatu unit pelaksana kerja dibawah naungan
Jawatan Perikanan Pusat waktu itu. Percobaan ini semula dilakukan oleh
YPL Makassar (1952), kemudian dilanjutkan oleh YPL Surabaya.
Menurut
sejarahnya asal mula trawl adalah dari laut tengah dan pada abad ke 16
dimasukkan ke Inggris, Belanda, Prancis, Jerman, dan negara Eropa
lainnya. Bentuk trawl waktu itu bukanlah seperti bentuk trawl yang
dipakai sekarang yang mana sesuai dengan perkembangannya telah banyak
mengalami perubahan-perubahan, tapi semacam trawl yang dalam bahasa
Belanda disebut schrol net.
3. Prospektif Alat Tangkap
Perkembangan
teknologi menyebabkan kemajuan- kemajuan pada main gear, auxillary gear
dan equipment lainny. Pendeteksian letak jaring dalam air sehubungan
depth swimming layer pada ikan, horizontal opening dan vertical opening
dari mulut jaring, estimate catch yang berada pada cod end sehubungan
dengan pertambahan beban tarik pada winch, sudut tali kekang pada otter
board sehubungan dengan attack angel, perbandingan panjang dan lebar
dari otter board, dan lain-lain perlengkapan.
Demikian
pula fishing ability dari beberapa trawler yang beroperasi di perbagai
perairan di tanah air, double ring shrimp trawler yang beroperasi di
perairan kalimantan, irian jaya dan lain-lain sebagainya. Perhitungan
recources sehubungan dengan fishing intensity yang akan menyangkut
perhitungan- perhitungan yang rumit, konon kabarnya sudah mulai
dipikirkan. Semakin banyak segi pandangan, diharapkan perikanan trawl
akan sampai pada sesuatu bentuk yang diharapkan.
Ada beberapa macam alat tangkap yang sering digunakan untuk menangkap ikan antara lain adalah :
1. Pukat
Pukat
harimau adalah jaring yang berbentuk kantong yang ditarik oleh satu
atau dua kapal, bisa melalui samping atau belakang. Alatini merupakan
alat yang efektif namun tidak selektif sehingga dapat merusak semua yang
dilewatinya. Oleh karena itu kecenderungan alat tangkap ini dapat
menjurus ke alat tangkap yang destruktif. Aturan-aturan yang
diberlakukan pada pengoperasian alat inirelatif sudah memadai, namun
pada prakteknya sering kali dijumpai penyimpangan-penyimpangan yang pada
akhirnya dapat merugikan semua pihak. Tujuan utama pukat udang adalah
untuk menangkap udang dan juga ikan perairan dasar (demersal fish)
2. Pancing
Pancing
adalah salah satu alat penangkap yang terdiri dari dua komponen
utama,yaitu : tali (line) dan mata pancing (hook). Jumlah mata pancing
berbeda-beda, yaitumata pancing tunggal, ganda, bahkan sampai ribuan.
Prinsip alat tangkap ini merangsangikan dengan umpan alam atau buatan
yang dikaitkan pada mata pancingnya. Alat ini pada dasarnya terdiri dari
dua komponen utama yaitu tali dan mata pancing. Namun, sesuaidengan
jenisnya dapat dilengkapi pula komponen lain seperti : tangkai (pole),
pemberat(sinker), pelampung (float), dan kili-kili (swivel). Cara
pengoperasiannya bisa di pasangmenetap pada suatu perairan, ditarik dari
belakang perahu/kapal yang sedang dalamkeadaan berjalan, dihanyutkan,
maupun langsung diulur dengan tangan. Alat inicenderung tidak destruktif
dan sangat selektif. Pancing dibedakan atas rawai tuna, rawaihanyut,
rawai tetap, pancing tonda, dan lain-lain.
3. Tombak
Alat
penangkap yang terdiri dari batang (kayu, bambu) dengan ujungnya
berkaitbalik (mata tombak) dan tali penarik yang diikatkan pada mata
tombak. Tali penariknyadipegang oleh nelayan kemudian setelah tombak
mengenai sasaran tali tersebut ditarik untuk mengambil hasil
tangkapan.Senapan adalah alat penangkap yang terdiri dari anak panah dan
tangkai senapan.Penangkapan dengan senapan umumnya dilakukan dengan
cara melakukan penyelamanpada perairan karang. Untuk penangkapan dengan
panah biasa, umumnya dilakukandekat pantai atau perairan dangkal.Harpun
Tangan adalah alat penangkap yang terdiri dari tombak dan tali
panjangyang diikatkan pada mata tombak. Harpun tangan ini ditujukan
untuk menangkap paus,dimana tombak langsung dilemparkan dengan tangan
kearah sasaran (paus) dari atasperahu.Kecenderungan alat tangkap yang
relatif sederhana ini tidak destruktif dan sangatselektif karena
ditujukan untuk menangkap suatu spesies. Tetapi alat ini dapat
merusak habitat bila disalahgunakan
4. Jaring
Jaring
angkat adalah suatu alat pengkapan yang cara pengoperasiannya
dilakukandengan menurunkan dan mengangkatnya secara vertikal. Alat ini
terbuat dari nilon yangmenyerupai kelambu, ukuran mata jaringnya relatif
kecil yaitu 0,5 cm. Bentuk alat inimenyerupai kotak, dalam
pengoperasiannya dapat menggunakan lampu atau umpansebagai daya tarik
ikan. Jaring ini dioperasikan dari perahu, rakit, bangunan tetap
ataudengan tangan manusia. Alat tangkap ini memiliki ukuran mesh size
yang sangat kecildan efektif untuk menangkap jenis ikan pelagis kecil.
Kecenderungan jaring angkatbersifat destruktif dan tidak selektif.
Contoh jaring angkat adalah bagan perahu atau rakit(boat / raft lift
net), bagan tancap (bamboo platform lift net), dan serok (scoop net).
5. Jala
Jala
adalah alat penangkap yang berbentuk seperti kerucut dan terdiri dari
badan jaring (kantong), pemberat yang dipasang mengelilingi mulut dan
tali yang diikatkan pada bagian ujung jaring agar tidak terlepas pada
waktu dioperasikan. Tujuan utamanya untuk mengurung ikan dan udang dari
atas dngan cara menebarkan alat tersebut.
BAB III P E N U T U P
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut :
setelah
dilakukan berbagai peninjauan dan pencermatan, maka dari tujuan
penulisan makalah ini “Alat Penangkapan Ikan Trawl (terkhusus pada mid
water trawl/pukat ikan) kami dapat menarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Kami telah mengetahui aspek fisik dan pengoprasian alat tangkap
trawl (mid water trawl/pukat ikan).
2. Dengan alasan :
· Bahwa dengan dikeluarkannya PP No. 39 tahun 1980 bahwa seluruh alat tangkap trawl dilarang untuk beroprasi.
· Bahwa laut yang dulunya merupakan daerah penangkapan dengan trawl, pada saat ini sudah mengalami over fishing.
B.Saran
· Agar nelayan dapat mengoperasikan cara penagkapan yang lebih layak sehingga ikan tidak mengalami kepunahan.
· Menjaga dan melastarikan berbagai jenis alat tangkap yang ada di indonesia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar